“Kebaikan itu tidaklah
membuahkan/mendatangkan kecuali kebaikan. Sesungguhnya harta benda ini nampak
hijau (indah) nan manis (menggiurkan). Sungguh perumpamaannya bagaikan
rerumputan yang tumbuh di musim semi. Betapa banyak rerumputan yang tumbuh di
musin semi menyebabkan binatang ternak mati kekenyangan hingga perutnya bengkak
dan akhirnya mati atau hampir mati. Kecuali binatang yang memakan rumput hijau,
ia makan hingga ketika perutnya telah penuh, ia segera menghadap ke arah
matahari, lalu memamahnya kembali, kemudian ia berhasil membuang kotorannya
dengan mudah dan juga kencing. Untuk selanjutnya kembali makan, demikianlah
seterusnya. Dan sesungguhnya harta benda ini terasa manis. Barang siapa yang
mengambilnya dengan cara yang benar dan membelanjakannya dengan benar pula,
maka ia adalah sebaik-baik bekal. Sedangkan barang siapa yang mengumpulkannya
dengan cara yang tidak benar, maka ia bagaikan binatang yang makan rerumputan
akan tetapi ia tidak pernah merasa kenyang, (hingga akhirnya ia pun celaka karenanya).” (HR Bukhari dan Muslim)
maka nikmati dunia tapi jangan tertipu dangan tipu-dayanya, jangan terjerumus
dengan perangkapnya, jangan terpesona sehingga kita lupa tujuan, jangan buta
dengan pesonanya, jangan lupa kita akan meninggalkannya untuk memasuki
kehidupan yang lebih baik daripada kehidupan dunia yaitu akhirat. Karena Akhirat
lebih baik bagi kita daripada kehidupan dunia dan akherat lebih kekal dari
dunia. Barang siapa yamg Bahagia di akherat maka dia akan Bahagia selamanya,
tapi sebaliknyab jika kita celaka di akherat maka celaka, hina yang sangat
panjajng bahakan selamanya .na’uudzubillah.
Pengingat yang paling ampuh akan semua perkara
dunia ini adalah kematian, kematian adalah rahasia Alloh, semestinya menjadi
kewaspadaan kita dan menjadi penyemangat kita dalam mempersiapkam masa itu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”
(HR. An Nasai, Tirmidzi Ibnu Majah dan Ahmad)
Ingatlah
kematian dan persiapkan bekal menghadapi kematian karena itulah orang yang
paling cerdas, dengan mengingat kematian maka dia akan bersemangat dan lebih
bersungguh-sungguh menjalankan ibadah, membantu lebih khusu’ dalam sholat,
karena salah satu cara agar sholat kita khusu’ adalah bayangkan bahwa ini
adalah sholat terakhir kita.
Dan takutlah akan su’ul khotimah, khawatirlah jikalau akhir
kehidupan kita buruk, dalam keadaan lalai dari mengingat Alloh. Maka senantiasa
berjaga-jaga dengan menjadikan setiap waktu yang dilewati menjadi catatan amal
kebaikan, sampai ajal menjemput.
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin
(ajal) datang kepadamu.” (Qs. Al Hijr :99)
@kangrud